Sidoarjo – Tim Direktorat Reserse Kriminal Umum (Ditreskrimum) Polda Jawa Timur mengamankan sejumlah barang dari lokasi ambruknya musala di Pondok Pesantren Al Khoziny, Buduran, Sidoarjo, pada Minggu (5/10). Sejumlah potongan kayu dan besi yang ditemukan di antara reruntuhan dibawa ke Mapolda Jatim untuk keperluan penyelidikan lebih lanjut.
Langkah ini menjadi bagian dari proses investigasi menyeluruh yang dilakukan dalam rangka mengungkap penyebab pasti ambruknya bangunan yang menelan puluhan korban jiwa tersebut.
“Indikasi awal penyebab runtuh nanti akan dijelaskan oleh tenaga ahli agar valid secara ilmiah. Jadi, sabar dulu, kita selesaikan evakuasi korban,” ujar Kapolda Jawa Timur, Irjen Pol. Nanang Avianto, dalam keterangan sebelumnya pada Jumat (3/10).
Sejak kejadian nahas itu terjadi, personel Ditreskrimum telah berada di lokasi untuk melakukan pengumpulan data awal. Dari pantauan di lapangan, petugas tampak mengangkat potongan balok penyangga dan material bangunan dari puing-puing yang tersisa.
Bangunan musala yang berada di dalam area pondok pesantren tersebut diketahui runtuh saat digunakan santri untuk melaksanakan aktivitas rutin. Suasana mendadak panik dan proses evakuasi pun dilakukan dalam kondisi darurat.
Hingga Minggu malam, tim SAR gabungan telah berhasil mengevakuasi sedikitnya 153 korban, dengan rincian 49 orang meninggal dunia, sementara puluhan lainnya mengalami luka-luka dan telah dilarikan ke rumah sakit terdekat untuk mendapatkan penanganan medis.
Pihak kepolisian menegaskan bahwa penanganan kasus ini akan dilakukan berdasarkan kaidah hukum yang berlaku, termasuk jika ditemukan adanya unsur kelalaian yang menyebabkan jatuhnya korban jiwa.
Penyelidikan masih terus berlangsung, dan Polda Jawa Timur berkomitmen untuk mengusut tuntas insiden tragis tersebut.