Surabaya — Tim Disaster Victim Identification (DVI) Kepolisian Daerah Jawa Timur memanfaatkan berbagai metode dalam proses identifikasi jenazah korban runtuhnya bangunan di Pondok Pesantren Al-Khoziny, Buduran, Sidoarjo. Salah satu yang menarik perhatian adalah penggunaan foto santri yang sedang tersenyum, yang diyakini dapat membantu proses pencocokan identitas melalui tampilan gigi.
Ketua tim sektoral operasi SAR DVI Polda Jatim, Kompol Navran, menjelaskan bahwa data gigi merupakan salah satu unsur penting dalam proses identifikasi korban, terlebih jika kondisi jenazah mengalami kerusakan.
“Kalau ada foto anak korban sedang tersenyum, itu bisa sangat membantu karena gigi terlihat jelas. Gigi ini adalah salah satu ciri fisik yang bisa dibandingkan dengan data antemortem,” ungkap Kompol Navran kepada wartawan, Kamis (6/10/2025).
Selain melalui foto dan data gigi, tim DVI juga mengandalkan sidik jari dan properti pribadi korban sebagai bahan pembanding yang dikumpulkan dari keluarga.
Dari total 49 jenazah korban meninggal dunia yang diterima, dua di antaranya telah berhasil diidentifikasi melalui pencocokan data gigi dan sidik jari. Identifikasi lanjutan dilakukan dengan metode pengambilan sampel DNA, terutama terhadap jenazah yang kondisinya tidak memungkinkan untuk dikenali secara fisik.
Hingga hari ini, tim DVI telah menerima 58 data antemortem dari pihak keluarga, dan 26 data lainnya sedang dalam proses verifikasi dan pencocokan.
“Tim memastikan setiap proses identifikasi dilakukan secara hati-hati dan akurat. Kami ingin hasilnya dapat diterima oleh keluarga korban dengan baik,” ujar Kompol Navran.
Seperti diberitakan sebelumnya, musibah ambruknya salah satu bangunan Pondok Pesantren Al-Khoziny menewaskan puluhan santri. Proses evakuasi dan identifikasi hingga kini terus berjalan, dengan melibatkan puluhan personel dari berbagai instansi, termasuk tim SAR gabungan dan relawan.
Pihak kepolisian mengimbau kepada keluarga korban yang belum menemukan keberadaan anggota keluarganya agar segera memberikan data antemortem ke posko DVI atau rumah sakit rujukan terdekat. (*)