Jambi – Gerakan Mahasiswa Hukum (GEMAH) melalui Ketua Umumnya, Badrun Atnangar, menyampaikan surat klarifikasi sekaligus permohonan maaf terkait rencana aksi demonstrasi yang sempat mereka canangkan pada Selasa, 19 Agustus 2025 lalu.
Dalam surat terbuka yang diterima redaksi, Badrun menegaskan bahwa aksi demonstrasi tersebut resmi dibatalkan. Menurutnya, keputusan itu diambil setelah mempertimbangkan adanya ketidakpastian informasi yang menjadi dasar rencana aksi, serta adanya indikasi potensi kepentingan politik yang dikhawatirkan dapat mencoreng nama baik institusi kepolisian, khususnya jajaran Direktorat Lalu Lintas (Dirlantas) Polda Jambi.
“Saya, selaku Ketua Umum GEMAH, memohon maaf sebesar-besarnya kepada istri Dirlantas Polda Jambi, Saudari Shielvia Septiani. Kami menyadari adanya kesalahan dan kekeliruan dalam memahami informasi terkait kasus tersebut, yang berpotensi menimbulkan dampak negatif,” tulis Badrun dalam surat resmi yang diberi judul “Surat Klarifikasi dan Permohonan Maaf.”
Ia juga menegaskan bahwa GEMAH tidak memiliki niat untuk mencemarkan nama baik pribadi maupun institusi kepolisian. Badrun menyampaikan harapannya agar klarifikasi dan permohonan maaf ini dapat diterima dengan lapang dada, sekaligus menjadi pembelajaran bagi pihaknya agar lebih berhati-hati dalam menindaklanjuti informasi yang beredar di publik.
“Dengan izin Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa, semoga apa yang menjadi kesalahan ataupun kekeliruan kami dapat dimaafkan,” ungkapnya dalam surat yang ditandatangani langsung sebagai Ketua Umum GEMAH.
Surat klarifikasi ini sekaligus menutup polemik rencana aksi yang sempat beredar di sejumlah kalangan mahasiswa dan masyarakat Jambi. GEMAH menegaskan komitmennya untuk tetap berperan sebagai organisasi mahasiswa yang kritis, namun tetap mengedepankan asas kebenaran, klarifikasi, serta tidak mengorbankan integritas pihak lain. (*)