Banggai | Sekitar dua ratus siswa di Kabupaten Banggai Kepulauan, Sulawesi Tengah, dilaporkan mengalami gejala keracunan setelah mengonsumsi makanan bergizi gratis yang dibagikan dalam program nasional. Badan Gizi Nasional (BGN) telah melakukan penghentian sementara distribusi makanan sembari menjalankan investigasi menyeluruh guna memastikan penyebab insiden tersebut.
Salah satu menu yang kini tengah diuji sebagai bagian dari investigasi ialah ikan tuna goreng dengan saus yang diduga menjadi pemicu. Sampel makanan sedang dianalisis di laboratorium untuk memastikan kandungan dan keamanan bahan yang digunakan.
Kepala Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Salakan Banggai Kepulauan, Erick Alfa Handika Sangule, dalam keterangan tertulis pada Kamis (18/9/2025), menyampaikan bahwa penghentian distribusi dilakukan sebagai langkah pencegahan agar kasus tidak meluas. Laporan atas kejadian ini telah disampaikan kepada Kepolisian Resor Banggai Kepulauan untuk pendalaman lebih lanjut.
Pemerintah daerah bersama Palang Merah Indonesia, Badan Penanggulangan Bencana Daerah, dan puskesmas setempat telah mendirikan tenda darurat di beberapa titik. Fasilitas ini disiapkan untuk memberikan pertolongan pertama dan penanganan cepat bagi para siswa yang terdampak. Penanganan medis juga terus dilakukan di RSUD Trikora Salakan yang menjadi rujukan utama dalam kasus ini.
Menurut laporan pihak SPPG, gejala awal yang dialami oleh para siswa antara lain pusing, badan memerah, hingga sesak napas. Gejala tersebut pertama kali muncul pada Rabu (17/9) dan dialami oleh siswa lintas jenjang, yaitu murid tingkat SMP, SMA, hingga SMK. Jumlah pasti siswa yang terdampak masih dalam pendataan, namun diperkirakan mencapai lebih dari 200 orang.
Pihak BGN mengaku tengah melakukan evaluasi menyeluruh terhadap distribusi dan pengawasan makanan bergizi gratis di seluruh wilayah, khususnya dalam rantai penyimpanan dan distribusi makanan. Keamanan makanan disebut sebagai prioritas utama dalam pelaksanaan program tersebut.
Erick menegaskan bahwa insiden ini menjadi pelajaran penting untuk perbaikan sistem ke depan. Ia juga menyampaikan bahwa pihaknya akan memperkuat komunikasi lintas sektor dan melakukan sosialisasi mengenai penanganan pertama jika terjadi gejala keracunan di sekolah penerima program.
Hingga saat ini, proses investigasi masih berlangsung dan belum ada kesimpulan akhir terkait penyebab pasti keracunan massal tersebut. BGN menyatakan akan terus melakukan pengawasan ketat sebelum mendistribusikan kembali makanan bergizi gratis ke sekolah-sekolah di wilayah terdampak.