Aceh Tamiang – Kebakaran hebat melanda Desa Tualang Baro, Kecamatan Manyak Payed, Kabupaten Aceh Tamiang, pada Minggu dini hari, 25 Mei 2025. Peristiwa memilukan ini menghanguskan empat unit ruko permanen dan menewaskan enam orang, yang seluruhnya berasal dari satu keluarga. Dugaan awal mengarah pada korsleting listrik sebagai penyebab bencana ini, sementara total kerugian ditaksir mencapai Rp3,2 miliar.
Kebakaran terjadi sekitar pukul 04.00 WIB di Dusun Perantauan, desa setempat. Api pertama kali terlihat di toko milik Tgk H. Usman, salah satu dari tiga pemilik ruko yang menjadi korban material dalam insiden tersebut. Saksi mata sekaligus Kepala Dusun Perantauan, Abdullrahman, menyaksikan langsung munculnya kobaran api dari dalam ruko disertai ledakan keras yang mengguncang warga sekitar. Panik dan cemas, ia langsung berteriak meminta bantuan warga untuk memadamkan api secara manual menggunakan ember dan timba.
Dalam hitungan menit, api membesar dan menyambar ke tiga ruko di sebelahnya yang berisi barang-barang dagangan kelontong, pecah belah, pakaian, hingga peralatan elektronik. Warga yang terbangun oleh suara teriakan dan ledakan segera turun tangan membantu upaya pemadaman. Namun upaya itu terbukti sia-sia menghadapi ganasnya api yang telah membungkus seluruh bangunan.
Tak lama setelah itu, pukul 04.10 WIB, tiga unit mobil pemadam kebakaran dari Pos Sp. Opak Damkar Aceh Tamiang tiba di lokasi. Upaya pemadaman dilakukan bersama personel Polsek Manyak Payed, anggota Koramil 06/MPY, dan warga yang masih bertahan di lokasi kejadian. Butuh waktu lebih dari dua jam untuk menjinakkan api, yang akhirnya berhasil dipadamkan sekitar pukul 06.30 WIB.
Namun, duka yang lebih dalam menyelimuti warga saat diketahui bahwa satu keluarga yang tinggal di salah satu ruko gagal menyelamatkan diri. Enam orang tewas terpanggang di dalam bangunan yang telah berubah menjadi bara. Mereka adalah Akhyar bin Zulkifli (37), pemilik toko, istrinya Khadijah (37), serta keempat anak mereka: Fitra (10), Muis Zulfatan (9), Nabila (3,5 tahun), dan M. Hakim (1,5 tahun). Jenazah mereka ditemukan dalam kondisi mengenaskan setelah api padam.
Selain enam korban jiwa, tiga pemilik ruko mengalami kerugian besar akibat musibah ini. Mereka adalah Alfat (43), warga Dusun Perantauan; Tgk H. Usman (54), pemilik toko tempat api pertama muncul; dan Akhyar bin Zulkifli, yang turut menjadi korban jiwa bersama keluarganya. Ketiganya kehilangan seluruh isi tokonya, mulai dari stok dagangan hingga perlengkapan toko.
Pihak kepolisian yang turun ke lokasi menyatakan bahwa berdasarkan hasil penyelidikan awal, api diduga berasal dari korsleting listrik atau arus pendek di toko milik Tgk H. Usman. Percikan listrik memicu kebakaran yang cepat menjalar, terutama karena bangunan dipenuhi material mudah terbakar seperti karton, plastik, dan pakaian. Ledakan yang terdengar oleh warga diduga berasal dari alat elektronik atau tabung gas yang ikut terbakar dalam prosesnya.
Pemerintah Kabupaten Aceh Tamiang melalui dinas terkait bersama aparat kepolisian kini tengah melakukan investigasi lanjutan untuk memastikan penyebab pasti kebakaran. Selain itu, pemerintah juga diminta turun tangan memberikan bantuan kepada keluarga korban yang kini kehilangan anggota keluarga sekaligus mata pencaharian mereka.
Peristiwa ini menjadi pengingat pahit akan pentingnya keselamatan instalasi listrik, terutama di kawasan pemukiman padat dan area usaha seperti toko-toko. Kewaspadaan dan langkah preventif menjadi keharusan agar tragedi serupa tidak kembali terjadi. Suasana duka masih menyelimuti warga Desa Tualang Baro, yang pagi itu menyaksikan langsung bagaimana api tidak hanya menghanguskan harta benda, tetapi juga merenggut enam nyawa tak berdosa dalam hitungan jam.