Obat Keras Dijual Bebas di Pisangan Timur: Tiga Kali Digerebek, Toko Jamali Tetap Kebal

baraNews

Jumat, 25 Juli 2025 - 16:14 WIB

50147 views
facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Jakarta – Di sebuah gang padat di Jalan Gading Raya, Kelurahan Pisangan Timur, Kecamatan Pulo Gadung, Jakarta Timur, berdiri sebuah toko kecil bercat kusam yang sekilas tampak biasa saja. Plang toko bertuliskan peralatan kosmetik. Tapi siapa sangka, di balik rak-rak itu, tersedia obat-obatan keras yang dijual secara terbuka: tramadol, heximer, dan berbagai obat golongan G yang hanya boleh ditebus dengan resep dokter.

Toko itu milik seseorang bernama Jamali, begitu pengakuan dari penjaga toko ketika ditemui wartawan di lokasi. Tanpa ragu dan tanpa cemas, pria penjaga toko itu menyebutkan harga jual obat-obatan yang dilarang dijual bebas tersebut. “Ada tramadol lima puluh ribu selembar, heximer ceban, ini toko Jamali, emang kenapa?” katanya datar. Nada yang menyiratkan kebiasaan, bukan ketakutan.

Yang membuat heran, toko ini bukan sekali dua kali digerebek. Bahkan, menurut Ketua RW 10 Joko Sujatmiko, sudah tiga kali digerebek aparat kepolisian, termasuk dengan operasi gabungan. Tapi, kata Joko, toko itu hanya tutup sebentar, tak sampai seminggu, lalu buka kembali seolah tak pernah terjadi apa-apa.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

“Warga saya sudah sering mengadu. Mereka resah, apalagi akhir-akhir ini tawuran remaja marak, dan beberapa diduga mengonsumsi obat-obatan keras dari toko itu. Tapi ya itu, sudah tiga kali digerebek, tetap buka lagi,” ungkap Joko kepada wartawan, Kamis malam (24/7).

Keluhan senada juga disampaikan Ketua RT 01, Daru Prihantoro. Ia mengaku menerima banyak laporan warga soal toko tersebut. Bahkan, kata Daru, warga pernah hendak bergerak sendiri mendatangi toko itu. “Tapi saya larang, takut timbul masalah baru. Harusnya penegak hukum yang tegas,” ujarnya di kediamannya.

Keresahan warga yang kian memuncak seolah tidak ditanggapi serius. Saat dikonfirmasi via WhatsApp, Kanit Polsek Pulo Gadung Iptu Sutrisno hanya memberikan jawaban normatif. “Akan kami tinjau,” tulisnya singkat.

Sikap aparat yang tampak enggan bertindak tegas ini memunculkan kecurigaan: apakah ada pihak yang membekingi toko obat milik Jamali? Apakah penegakan hukum di Jakarta Timur begitu lemah menghadapi sebuah toko kecil yang menjual obat-obatan ilegal secara terang-terangan?

Pertanyaan itu semakin tajam ketika diketahui bahwa toko semacam ini bukan hanya satu. Investigasi lapangan menunjukkan keberadaan sejumlah toko lain di Jakarta Timur dengan modus serupa: berkedok kosmetik, namun menjual tramadol dan heximer tanpa resep. Semua mengarah pada pola yang sama, dan nama yang sama: Jamali.

Menurut Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan, setiap orang yang mengedarkan sediaan farmasi tanpa izin atau menyalahgunakan obat-obatan golongan tertentu dapat dipidana hingga 15 tahun penjara. Namun sejauh ini, aparat hanya tampak bergerak di permukaan, tanpa efek jera.

Ironisnya, para pelaku tawuran di kawasan itu—banyak di antaranya remaja belasan tahun—didorong oleh efek psikotropika ringan yang didapat dari obat-obatan murah tersebut. Tramadol yang seharusnya untuk pasien nyeri akut, dijadikan alat mabuk. Heximer yang berfungsi untuk pengobatan skizofrenia, justru dikunyah ramai-ramai di gang-gang sempit Jakarta Timur.

Aparat penegak hukum seakan kehabisan akal. Atau justru kehabisan niat?

Warga hanya bisa berharap. Tapi harapan tanpa tindakan hukum yang tegas hanyalah omong kosong. Di tengah gempuran obat keras yang dijual seperti permen, hukum tampak goyah. Dan jika ini dibiarkan, Pisangan Timur bukan hanya jadi pusat tawuran remaja, tapi juga ladang subur bagi mafia obat-obatan ilegal.

(GSRedaksi)

Berita Terkait

Kami Yakin Yang Memfitnah Kepala BGN Tidak Mempunyai Bukti Isu Titik Dapur BGN
Raja Tramadol dan Eximer, Bos Odi Dalang Racun Generasi: Jual Obat Daftar G ilegal Berkedok Konter Pulsa
Stop Jangan Mudah Terprovokasi, Tangkap Penyebar Fitnah Keji Terhadap Kepala BGN
LAKSI Mengecam Ujaran Kebencian dan Fitnah Keji Terhadap Kepala BGN
Rakyat Mengecam Pemberitaan Miring Media Asing Pada Hut TNI ke-80 di Monas
Polisi Temukan Sejumlah Anak Terpisah dari Keluarga Saat HUT ke-80 TNI di Monas
SWI Tegaskan Kebebasan Pers Bukan Monopoli: Tolak Narasi Wajib Kerja Sama dengan PWI
Menjual Donat, Sergio Pilih Jalan Halal Tanpa Korupsi

Berita Terkait

Rabu, 15 Oktober 2025 - 01:03 WIB

Koramil 1411-02/Blkp Gelar Karya Bakti Bersama Warga di Dusun Pangi-Pangi, Desa Swatani

Selasa, 14 Oktober 2025 - 17:32 WIB

Indonesia CX Week 2025: Mendorong Peningkatan Bisnis Lewat Layanan Berkelas Dunia

Selasa, 14 Oktober 2025 - 13:09 WIB

TNI dan Komduk Solid Jaga Kondusivitas Bulukumba, Gelar Patroli Gabungan di Ujung Bulu

Selasa, 14 Oktober 2025 - 11:32 WIB

Dari Aktivis Menjadi Wakil Rakyat Jakarta

Selasa, 14 Oktober 2025 - 11:13 WIB

Josephine Simanjuntak Dukung Bansos-Bansos Esensial Tidak Ikut Dipotong Imbas Pemangkasan RAPBD TA 2026 setelah DBH Dikurangi Pusat

Selasa, 14 Oktober 2025 - 02:14 WIB

Babinsa Kelurahan Mariorennu Gelar Karya Bakti Bersihkan Saluran Air di Lingkungan Kalamassang

Senin, 13 Oktober 2025 - 13:41 WIB

Sungai Bogali Tercemar Diduga Akibat Pengambilan Material Golongan C Ilegal

Senin, 13 Oktober 2025 - 12:48 WIB

Patroli Gabungan Koramil 1411-03/Kajang dan Komponen Pendukung, Wujud Penguatan Binter Mitigasi

Berita Terbaru

REGIONAL

Dari Aktivis Menjadi Wakil Rakyat Jakarta

Selasa, 14 Okt 2025 - 11:32 WIB