Teluk Ha Long, Vietnam — Suasana yang seharusnya menjadi liburan indah di salah satu destinasi wisata paling memukau di Asia berubah menjadi mimpi buruk. Sebuah kapal wisata bernama Wonder Sea, yang mengangkut puluhan wisatawan dan kru, terbalik saat badai menerjang Teluk Ha Long pada Sabtu (19/7/2025) malam. Hingga Minggu pagi waktu setempat, setidaknya 34 jenazah telah ditemukan, sementara 11 lainnya berhasil diselamatkan.
Peristiwa ini menjadi salah satu kecelakaan laut paling mematikan di Vietnam dalam satu dekade terakhir. Kapal itu membawa total 53 orang, terdiri dari 48 wisatawan dan 5 awak kapal, menurut laporan VN Express. Mayoritas penumpang berasal dari ibu kota Hanoi, banyak di antaranya merupakan keluarga yang sedang menikmati liburan musim panas.
Salah satu penyintas, seorang anak laki-laki berusia 10 tahun, ditemukan dalam kondisi luka-luka namun stabil. Ia menjadi saksi bisu dari tragedi yang merenggut puluhan nyawa, termasuk sejumlah anak-anak seusianya. Data awal menunjukkan bahwa lebih dari 20 anak-anak berada di atas kapal saat musibah terjadi.
Tim penyelamat dari berbagai unsur — angkatan laut, polisi, penjaga perbatasan, serta otoritas pelabuhan — dikerahkan ke lokasi kejadian. Dengan kekuatan 27 kapal dan dua unit kapal penyelamat, pencarian dan evakuasi dilakukan sepanjang malam. Namun, cuaca buruk, hujan deras, serta jarak pandang yang sangat terbatas menjadi kendala besar dalam operasi tersebut.
“Sebagian besar area penumpang sudah kami periksa,” ujar Dinh Khac Giong, penyelam berusia 64 tahun yang ikut dalam operasi pencarian, kepada media pemerintah Vietnamnet. “Saya yakin tidak ada jenazah lagi di kabin penumpang. Tapi saya khawatir ada yang terbawa arus ke luar,” lanjutnya.
Meski begitu, bagian kokpit dan ruang mesin kapal masih belum bisa dijangkau karena tertutup lumpur tebal. Tim SAR terus berupaya membuka jalur masuk ke bagian-bagian yang tertimbun, dengan harapan masih ada korban yang bisa ditemukan atau diidentifikasi.
Tragedi ini menjadi pukulan telak bagi Vietnam, khususnya sektor pariwisata. Teluk Ha Long yang selama ini dikenal sebagai warisan dunia UNESCO dan surga wisata bahari, kini diselimuti duka. Bendera setengah tiang dikibarkan di beberapa kantor pemerintahan setempat. Media lokal melaporkan suasana muram menyelimuti pelabuhan-pelabuhan utama, tempat keluarga korban berkumpul menanti kabar dengan wajah penuh kecemasan dan doa.
Pemerintah Vietnam telah mengeluarkan perintah penyelidikan menyeluruh terhadap kecelakaan ini. Presiden Vietnam menyatakan belasungkawa mendalam kepada seluruh keluarga korban, dan menjanjikan evaluasi ketat terhadap standar keselamatan wisata bahari di negara tersebut.
Tragedi ini bukan yang pertama kali terjadi di perairan Vietnam. Namun, jumlah korban yang tinggi, serta kenyataan bahwa banyak di antaranya adalah anak-anak, menjadikan insiden ini sebagai luka kolektif yang sulit disembuhkan dalam waktu dekat.
Sementara proses evakuasi masih berlangsung, duka belum sepenuhnya usai. Di antara kabut pagi dan riak air yang bergelombang, harapan masih menggantung di ujung geladak kapal penyelamat: semoga tidak ada lagi yang harus ditemukan dalam kondisi tak bernyawa. (*)