40 Jenazah Korban Runtuhnya Gedung Musala Pesantren Al Khoziny Berhasil Diidentifikasi

baraNews

Kamis, 9 Oktober 2025 - 03:07 WIB

5078 views
facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

SURABAYA |  Sebanyak 40 jenazah korban runtuhnya gedung musala empat lantai di Pondok Pesantren Al Khoziny, Buduran, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur, telah berhasil diidentifikasi oleh tim Disaster Victim Identification (DVI). Upaya tersebut diumumkan pada Rabu, 8 Oktober 2025, dan mencakup dua dari tujuh potongan tubuh yang ditemukan oleh tim Search and Rescue (SAR) gabungan saat evakuasi dari balik reruntuhan bangunan.

Seluruh jenazah yang telah dikenali tersebut secara bertahap diserahkan kepada pihak keluarga untuk kemudian dibawa ke kampung halaman masing-masing guna dimakamkan. Dalam suasana duka yang menyelimuti, para keluarga tampak tegar menerima kepulangan anak, saudara, maupun kerabat mereka yang menjadi korban musibah memilukan itu. Sementara itu, tim DVI terus melanjutkan tugas mereka guna mengungkap identitas dari 21 jenazah lainnya, termasuk lima potongan tubuh yang belum terverifikasi hingga hari ini.

Kinerja tim DVI yang bekerja tanpa kenal lelah mendapat apresiasi luas dari berbagai pihak. Di bawah tekanan waktu dan kondisi medan yang cukup berat, tim medis dan forensik ini terus berupaya menjawab setiap pertanyaan para keluarga korban yang menanti dengan penuh harap dan duka. Meski demikian, tugas belum usai. Identitas korban yang tersisa masih terus dikejar dengan proses forensik yang sangat cermat, menggunakan identifikasi primer berupa sidik jari, gigi, dan DNA, serta data sekunder yang diberikan keluarga.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Di halaman Rumah Sakit Bhayangkara, Sidoarjo, tempat utama pemeriksaan jenazah, berdiri sebuah tenda pengungsi berukuran 6×12 meter yang menjadi tempat bernaung sementara bagi keluarga maupun wali para korban. Di dalamnya, tidak hanya tersedia tempat beristirahat, namun juga berbagai fasilitas pendukung seperti makanan, kebutuhan dasar pribadi, layanan kesehatan, dukungan psikososial, hingga layanan pijat serta bekam gratis sesuai permintaan keluarga korban. Semua ini diupayakan sebagai bentuk empati dan kepedulian untuk meringankan beban para keluarga yang sedang menghadapi masa paling sulit dalam hidup mereka.

Seiring dengan proses identifikasi yang masih berjalan, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) telah menyerahkan masa transisi penanganan bencana menuju tahap rehabilitasi dan rekonstruksi kepada Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jawa Timur. Dengan demikian, posko darurat yang sebelumnya berdiri tidak jauh dari lokasi kejadian kini dipindah ke kantor BPBD Provinsi sebagai bagian dari perubahan struktur tanggap darurat dan distribusi peran antar lembaga. Meski begitu, BNPB menegaskan bahwa mereka akan tetap memberikan pendampingan dan pengawasan secara berkesinambungan guna menjamin kelancaran seluruh tahapan pascabencana.

Runtuhnya bangunan musala berlantai empat di lingkungan pondok pesantren tersebut menjadi tragedi besar yang mengguncang masyarakat serta memunculkan beragam pertanyaan seputar aspek keamanan gedung, proses pembangunan, hingga standar pengawasan. Pemerintah daerah dan aparat penegak hukum tengah melakukan investigasi untuk mengungkap penyebab pasti peristiwa nahas ini, termasuk kemungkinan kelalaian dalam konstruksi bangunan maupun aspek lainnya.

Sementara tim DVI dan SAR masih terus bekerja di antara puing-puing dengan harapan mengungkap kebenaran dan memberi kepastian kepada keluarga yang menanti, publik pun berharap tragedi serupa tidak terulang. Duka mendalam masih menyelimuti pondok pesantren yang selama ini dikenal sebagai tempat menimba ilmu agama, dan kini berubah menjadi lokasi tragedi kemanusiaan.

Berita Terkait

19 Rumah di Padang Ludes Terbakar, Api Diduga Berasal dari Pembakaran Sampah
Proses Evakuasi Ponpes Al Khoziny Masuki Tahap Akhir, BNPB: Masih Ada 10 Korban Tertimbun
SWI Tegaskan Kebebasan Pers Bukan Monopoli: Tolak Narasi Wajib Kerja Sama dengan PWI
Proyek Jalan Puluhan Miliar di Jabar Bermasalah, Dugaan “Main Mata” Menguat
Jaksa Agung Ingatkan Jajaran soal Serangan Balik Koruptor: Jangan Cemari Kepercayaan Publik
Sepanjang 2024–2025, Jaksa Tuntut 29 Terdakwa Narkoba dengan Hukuman Mati
Tiga Pengedar Narkoba Jaringan Pekanbaru-Jakarta Ditangkap Bareskrim
Lapas Pamekasan Gelar Skrining Massal TBC bagi Warga Binaan

Berita Terkait

Kamis, 9 Oktober 2025 - 14:53 WIB

Kasus Pembunuhan di Kajang: Dampak Mendalam bagi Keluarga Korban dan Proses Hukum Tersangka

Kamis, 9 Oktober 2025 - 12:35 WIB

Warga Bantah Isu Keberadaan Marinir Bersenjata di Sengketa Lahan Tanjung Bunga

Kamis, 9 Oktober 2025 - 05:36 WIB

Koramil 1411-06/Bontotiro Gelar Karya Bakti Bersihkan Pantai Samboang di Bulukumba

Kamis, 9 Oktober 2025 - 04:44 WIB

LPPAR Wahdah Islamiyah Bulukumba Hadiri Gelar Kasus Kekerasan Anak, Tekankan Sinergi Perlindungan.

Kamis, 9 Oktober 2025 - 04:37 WIB

LPPAR Wahdah Islamiyah Bulukumba Hadiri Gelar Kasus Kekerasan Anak, Tekankan Sinergi Perlindungan.

Senin, 6 Oktober 2025 - 03:59 WIB

SWI Tegaskan Kebebasan Pers Bukan Monopoli: Tolak Narasi Wajib Kerja Sama dengan PWI

Minggu, 5 Oktober 2025 - 08:03 WIB

Tokoh Muda Nias Apresiasi Perayaan HUT TNI Ke-8O Tahun Semangat Kolaborasi Membangun Wilayah Daerah Tertinggal

Minggu, 5 Oktober 2025 - 06:05 WIB

Tokoh Muda Papua Alfred Pabika Apresiasi Semangat Perayaan HUT TNI ke-80, Ajak Kolaborasi untuk Papua Damai dan Maju

Berita Terbaru