BARANEWS | Sebuah rekaman suara menghebohkan publik Indonesia. Dalam rekaman yang beredar luas di media sosial, terdengar suara mirip Presiden ke-6 Republik Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), yang tengah meluapkan kemarahan kepada Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo. Rekaman tersebut pertama kali diposting oleh akun X (dulu Twitter) bernama Sarah Tresnowati pada Jumat (30/5), dan langsung menjadi viral di berbagai platform digital.
https://x.com/i/status/1928360583763501151
Dalam cuplikan suara berdurasi beberapa menit itu, terdengar nada bicara yang tinggi dan penuh emosi, ditujukan langsung kepada pucuk pimpinan institusi Kepolisian Republik Indonesia. “Kepada Kapolri yang sangat tidak saya hormati dan mungkin masih banyak lagi orang-orang yang sama dengan saya tidak menghormati Anda,” demikian salah satu kalimat pembuka dari rekaman suara yang diduga kuat adalah milik SBY. Nada kemarahan itu tidak berhenti di situ. Ia melanjutkan dengan mengungkapkan kekecewaan mendalam terhadap perilaku aparat kepolisian di lapangan, khususnya yang terjadi di Kalimantan Timur.
SBY menyatakan bahwa dirinya menyaksikan langsung tindakan represif yang dilakukan oleh aparat Brimob terhadap masyarakat yang mempertahankan lahan perkebunan mereka. Ia menuding para aparat telah berlaku “biadab” terhadap rakyat kecil. “Saya kehabisan kata-kata karena hari ini tanggal 17 Januari 2025, saya saksikan sendiri, betapa biadabnya anggota-anggota Anda di wilayah Kalimantan Timur,” ucapnya lantang. Ia menambahkan bahwa lahan tersebut sebenarnya merupakan bagian dari program bantuan pemerintah melalui dinas perkebunan. Bibit tanaman di kebun itu dibantu oleh negara, namun kemudian diklaim sepihak oleh sebuah perusahaan bernama PT BDA yang justru dikawal aparat bersenjata.
Dalam pernyataan itu, suara yang diduga milik SBY juga menyentil integritas institusi kepolisian yang dianggap tidak berpihak kepada rakyat kecil. Ia menyebut bahwa tindakan tegas semestinya bisa dilakukan oleh Kapolri untuk menghentikan perilaku menyimpang para anggotanya di lapangan. “Jadi Anda sebenarnya cukup mudah dengan membabat atau mengambil tindakan tegas memecat aparat yang bejat tadi, sebenarnya mudah,” ujarnya dengan nada penuh tekanan. Ia pun mengisahkan bagaimana beratnya kehidupan masyarakat yang tinggal di kawasan eks transmigrasi itu. Mereka, katanya, sudah hidup dalam kondisi sulit, namun kini lahan-lahan mereka justru dirampas.
“Lahan-lahannya dibabat, bekas lahan transmigrasi eks transmigrasi,” ucapnya lagi. Ia juga menambahkan bahwa masyarakat telah memiliki dokumen resmi atas tanah tersebut, termasuk Surat Keterangan Tanah (SKT). Bahkan, menurut pengakuannya dalam rekaman itu, ia sudah berkoordinasi dengan departemen terkait. Namun, tindakan represif dari aparat tetap saja terjadi. “Saya sampaikan, saya sudah koordinasi dengan Departemen Transmigrasi, Kehutanan Negara. Rakyat berhak dan ada yang punya SKT, namun tetap disikat juga,” tegasnya.
Puncak kemarahan dalam rekaman itu terjadi saat suara tersebut secara langsung menyatakan bahwa Jenderal Listyo Sigit Prabowo tidak pantas memimpin institusi Polri. “Kehabisan kata-kata saya, Kapolri. Kamu jenderal, tapi tidak layak untuk ditempatkan menjabat Kapolri,” demikian kalimat penutup yang menyulut beragam reaksi dari publik.
Tak berselang lama, akun TikTok bernama @maswanto2072 juga mengunggah video yang menyebut adanya seruan pemecatan terhadap Kapolri. Dalam video itu disebutkan bahwa masa jabatan Jenderal Listyo Sigit seharusnya sudah berakhir, namun ia masih menjabat berdasarkan Keputusan Presiden No. 5/Polri tahun 2002-2021. Ditambahkan pula bahwa karena Presiden Prabowo belum mengeluarkan Keppres baru yang secara resmi mengangkat kembali Listyo Sigit sebagai Kapolri, maka secara administratif dan hukum, keberadaan Listyo sebagai Kapolri dinilai tidak sah.
Rekaman suara dan video ini langsung memancing gelombang reaksi keras dari publik, terutama di platform X. Banyak pengguna media sosial yang mendukung pernyataan keras yang diduga dilontarkan SBY, dan mendesak Presiden Prabowo Subianto untuk segera mengevaluasi posisi Jenderal Listyo Sigit sebagai Kapolri. Berbagai komentar menyebut bahwa citra kepolisian di bawah kepemimpinan Listyo Sigit terus menurun, dengan berbagai kasus mencoreng nama institusi, mulai dari konflik agraria, dugaan backing ormas, keterlibatan dalam praktik perjudian online, hingga jaringan narkoba yang melibatkan oknum aparat.
Meski demikian, hingga saat ini belum ada pernyataan resmi dari pihak Istana Negara, Mabes Polri, maupun dari pihak Susilo Bambang Yudhoyono sendiri mengenai keaslian dan konteks rekaman tersebut. Belum diketahui secara pasti di mana dan dalam acara apa rekaman itu dibuat. Namun, dampak politik dan sosial dari beredarnya rekaman ini jelas terasa, mengingat kredibilitas tokoh sebesar SBY dan posisi strategis seorang Kapolri di bawah sorotan publik.