Pengacara Agus Flores Punya Pandangan Penghematan Biaya Di Lapas di Indonesia

baraNews

Kamis, 20 Februari 2025 - 08:32 WIB

5026 views
facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Bali – Ketua Umum Perkumpulan Wartawan Fast Respon (PW-FRN), Agus Flores, menyampaikan pandangannya terkait sistem peradilan di Indonesia. Menurutnya, praktik penghukuman yang berlebihan justru menjadi beban moral dan spiritual bagi para penegak hukum.

“Kenapa banyak oknum hakim, jaksa, dan polisi mengalami berbagai musibah? Bisa jadi karena mereka mengambil hak Tuhan untuk menghukum umat-Nya,” ujar Agus Flores dalam pernyataan terlulisnya, Minggu (16/2/2025).

Ia menilai bahwa hukuman maksimal bagi seorang terdakwa sebaiknya tidak lebih dari tiga bulan. Menurutnya, manusia tidak seharusnya menghakimi sesama secara berlebihan, karena itu merupakan hak Tuhan.

ADVERTISEMENT

banner 300x250

SCROLL TO RESUME CONTENT

“Tugas manusia adalah membina sesama, bukan mengadili. Kalau hukumannya terlalu lama, maka dosa yang ditanggung oleh yang menghukum akan terus berjalan selama terhukum masih dipenjara,” lanjutnya.

Selain itu, Agus Flores menyoroti efektivitas sistem pemidanaan yang ada saat ini. Menurutnya, hukuman penjara yang panjang tidak selalu membawa efek jera, melainkan justru membebani negara.

“Orang yang dipenjara lama, saat keluar tetap biasa saja. Sementara di dalam penjara, mereka hanya bertapa, makan gratis, dan anggaran pemerintah habis untuk mereka,” tuturnya.

Lebih lanjut, ia mengkritik kebanggaan yang dirasakan oleh oknum aparat ketika menjatuhkan hukuman berat. Baginya, kebanggaan semacam itu justru bisa menjadi jalan menuju neraka.

“Manusia punya ego. Kalau dia menghukum orang dalam waktu lama, dia merasa bangga. Padahal, kebanggaan itu bisa menjadi neraka baginya karena harus memikul dosa yang dihukumnya,” jelas Agus Flores.

Ia pun mempertanyakan apakah menghukum manusia secara berat bisa menjadi jalan menuju surga.

“Belum tentu. Bisa jadi justru mendapatkan kunci neraka,” pungkasnya.

Berita Terkait

Polri Ungkap Pengoplos Gas LPG Bersubsidi Beromset Rp650 Juta/Bulan
Gelar Doktor Seni untuk Rahib Jimmu Goh: Menyatukan Seni dan Spiritualitas
From Farm to Table: The Journey of Food and its Impact on Our Health and the Environmen

Berita Terkait

Minggu, 16 Maret 2025 - 10:40 WIB

Berbagi Kasih Dan Buka Bersama, Kolaborasi LBH BKN, Keluarga Besar Panolhing Sianturi Dan LPK Orines Santane

Sabtu, 15 Maret 2025 - 15:05 WIB

Pdt. Ida Turnip, S.Th Menyampaikan Pentingnya Ketaatan Didalam Firman Tuhan

Sabtu, 15 Maret 2025 - 11:09 WIB

Kemenpora Dapat Tambahan Rp 170,7 Miliar Usai Rekonstruksi, Pagu Anggaran Jadi Rp 1,03 T

Sabtu, 15 Maret 2025 - 10:42 WIB

Pakai layanan digital bank bjb Selama Ramadan,Bisa Dapat Diskon, Cashback, Bonus Pulsa, hingga Umrah Gratis!

Jumat, 14 Maret 2025 - 18:45 WIB

MIO’I dan FWJI Jakarta Barat Gelar Buka Puasa Bersama Sebagai Ajang Silaturahmi dan Santunan

Jumat, 14 Maret 2025 - 18:35 WIB

Dukung Asta Cita Presiden, Menpora Dito dan Mendes Yandri Teken Nota Kesepahaman Sinergitas Program

Jumat, 14 Maret 2025 - 08:04 WIB

BKN Bentuk Tim Khusus Perjuangkan Jenderal Hoegeng dan Gus Dur Sebagai Pahlawan Nasional

Jumat, 14 Maret 2025 - 04:51 WIB

Sarah Sentosa Sekretaris Jenderal Komite Bilateral Poland Dan Slovakia KADIN Mendukung Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Berita Terbaru