Al-Quran Pedoman Hidup, Bukan Hidangan Prasmanan

baraNews

Senin, 24 Maret 2025 - 19:17 WIB

50294 views
facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Oleh: Yumna Karima, S.Pd

Ramadhan dikenal sebagai bulannya al-Qur’an sebab pada bulan inilah al-Qur’an diturunkan, tepatnya pada malam 17 Ramadhan. Momentum yang dikenal dengan malam Nuzulul Qur’an ini biasanya diperingati masyarakat dengan mengadakan berbagai acara atau kegiatan.
Seperti Kementerian Agama yang menggelar 350 ribu khataman Al-Qur’an pada 16 Ramadan lalu (metrotvnews.com, 19/3/25)
Selain itu, peringatan nuzulul qur’an juga dilakukan di Masjid Agung Nurul Faizin dengan mengusung tema “Peran Al-Quran Dalam Membangun Masyarakat Berahlak Mulia”, yang dihadiri berbagai tokoh dan masyarakat setempat (Kabarindoraya.com, 16/3/25).
Adapun Bupati Bandung Dadang Supriatna mengadakan acara Lomba Cerdas Cermat Pemahaman Al-Quran dengan mengundang sejumlah ormas untuk beradu cepat dan kepintaran dalam menjawab berbagai pertanyaan seputar isi kandungan AlQuran (bandungraya.net, 16/3/25).

Momentum peringatan nuzulul qur’an yang dilakukan di tengah masyarakat muslim selama ini boleh jadi membuat bulan ramadhan semakin berkesan. Namun, tidak cukup hanya memperingati dengan mengadakan beragam bentuk kegiatan tanpa merenungi maknanya secara hakiki.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Sebagai makhluk yang serba terbatas, manusia perlu tuntunan untuk menjalani kehidupannya. Allah swt telah menurunkan Al-Quran dengan aturan yang sedemikian lengkap dan rinci sebagai pedoman hidup bagi manusia. Karenanya, wajib untuk senantiasa berpegang pada pada pedoman ini agar mendapati ketentraman hidup dan keselamatan di akhirat kelak. Hal ini juga merupakan konsekuensi keimanan yang harus ada dalam diri setiap muslim.

Sayangnya, meski dengan penduduk mayoritas muslim, keadaan masyarakat di negeri ini sungguh jauh dari gambaran sebagaimana masyarakat muslim. Maraknya kasus kejahatan dengan motif yang makin kesini makin diluar nalar, degradasi moral anak dan remaja, ketimpangan sosial, ketidakadilan, hingga KKN (Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme) yang masih eksis.

Padahal disisi lain majelis-majelis ta’lim bertebaran dan aktif dengan berbagai kegiatan keagamaannya. Kajian-kajian nafsiyah tidak sulit ditemukan. Pendidikan formal dan non formal berbasis keagamaan juga ada dimana-mana. Masyarakat tidak kekurangan para pemuka agama yang senantiasa mendakwahkan Islam. Lalu, mengapa hal tersebut tidak menjadikan kehidupan berjalan dengan baik ?

Sesungguhnya fenomena tersebut menjadi indikasi bahwa penerapan ajaran Islam oleh mayoritas masyarakat muslim nyatanya hanya pada ranah ibadah ritual saja. Shaf-shaf shalat jumat mungkin selalu penuh bahkan hingga ke tanah lapang, namun setiap pekan juga dibersamai dengan adanya laporan kehilangan sendal. Budaya berbagi takjil hingga sembako bertebaran oleh para dermawan, para penerimanya pun semakin meningkat semasa ramadhan bahkan sebagiannya sudah sedari pagi menunggu di tepi jalan.

Situasi semacam ini bukan hal yang asing dalam sistem kehidupan sekuler-kapitalis. Kehidupan sekuler yang memisahkan aturan agama dengan kehidupan. Dan kehidupan kapitalis yang menggiring masyarakat hidup berstandar pada materi. Dengan demikian, masyarakat semakin jauh dari pemahaman bahwa aturan Islam harus diambil dan diterapkan secara utuh bukan seperti hidangan prasmanan yang bebas pilih, apa yang disukai diambil dan apa yang tidak disukai ditinggalkan.

Sistem kehidupan sekuler-kapitalis ini memunculkan berbagai problematika kehidupan dan tidak pernah mampu memberikan solusi yang menuntaskan problematika tersebut sampai ke akarnya. Maka sudah seharusnya masyarakat khususnya umat Islam menyadari kewajiban berpegang pada Al-Quran secara keseluruhan dan memperjuangan untuk menjadikan Al-Quran sebagai pedoman hidup dalam semua aspek kehidupan.

Karena itu, diperlukan aktivitas dakwah secara ideologis untuk membangun kesadaran umat akan kewajiban menerapkan Al-Quran pada kehidupan dalam wujud yang utuh dan nyata, tidak hanya bagi individu, namun juga oleh masyarakat dan negara. Tatkala kesadaran di tengah umat telah dan negara hadir sebagai komponen utama yang akan menegakkan aturan Islam secara utuh bagi masyarakat, maka ketentraman akan menyertai seluruh negeri. Sebab setiap aturan dalam Islam sesuai dengan fitrah, menentramkan hati, dan memuaskan akal.

Wallahu’alam bish-shawab

Berita Terkait

Jebakan Di balik Perempuan Penggerak Ekonomi
Inilah 5 Suku Terbesar di Setiap Pulau di Indonesia versi BPS dan IPUMS
Pemilihan Ketua RT (Pilkate) Serentak di Kota Jambi: Wajah Demokrasi Akar Rumput yang Hidup
Ketenagakerjaan Masa Depan Dimulai di Lembang: FMIB Satukan Gagasan, Komitmen, dan Kolaborasi
Refleksi dan Komitmen Baru: IWO-I KBB Teguhkan Peran Pers dalam Mendukung Program Asta Cita
bank bjb dan BPSDM Provinsi Jawa Barat Perkuat Sinergi untuk Tingkatkan Sumber Daya Manusia
HEBOH HANTU DWI FUNGSI ABRI

Berita Terkait

Minggu, 12 Oktober 2025 - 12:52 WIB

Babinsa Koramil Bulukumpa Gandeng FKPPI dan PPM Gelar Patroli Kolaborasi, Jaga Kamtibmas di Malam Hari

Minggu, 12 Oktober 2025 - 11:49 WIB

PENJELASAN Kolonel Daniel Manalu, Praka Amin Gugur Di Tembak KKB di Papua Barat, Senjata Dirampas

Minggu, 12 Oktober 2025 - 10:30 WIB

RENOVASI KANTOR KUA DIDUGA TIDAK TRANSPARAN Warga Tuntut Kepala Kantor KUA Kecamatan Ujung Loe Bertanggung Jawab

Minggu, 12 Oktober 2025 - 03:41 WIB

Reformasi Polri Adalah Penguatan, Bukan Penggulingan

Sabtu, 11 Oktober 2025 - 12:32 WIB

Patroli Gabungan TNI–Komduk Wujudkan Keamanan Wilayah Gantarang di Malam Akhir Pekan

Sabtu, 11 Oktober 2025 - 08:37 WIB

Pimpinan Redaksi Media Online Satya bhayangkara” Muh Darwis Dg Situju. Turun Langsung Memantau Kebakaran Sumur Bor Dibontoa Berikut Temuannya.

Sabtu, 11 Oktober 2025 - 08:16 WIB

Temui Wamen Pariwisata, Bupati Andi Utta Undang ke Festival Pinisi

Sabtu, 11 Oktober 2025 - 07:29 WIB

Aktivis 98 Serukan: Hentikan Narasi Provokatif Bubarkan Polri

Berita Terbaru