Jakarta – PT TIKI Jalur Nugraha Ekakurir (JNE), salah satu perusahaan ekspedisi terbesar dan terkemuka di Indonesia, secara resmi memulai langkah strategis untuk memperkuat integritas dan tata kelola perusahaan. Hal ini diwujudkan melalui pelaksanaan Kick-Off Pendampingan Implementasi dan Persiapan Sertifikasi ISO 37001:2016 atau Sistem Manajemen Anti Penyuapan (SMAP).
Langkah ini menandai komitmen JNE dalam membangun budaya perusahaan yang bersih, transparan, dan bebas dari praktik suap, sebagai upaya menciptakan perusahaan yang terpercaya bagi seluruh pemangku kepentingan, baik dari sektor swasta maupun publik.
Direktur Business Support JNE, Hui Chandra Fireta, menyampaikan bahwa penerapan standar internasional ini merupakan bukti nyata kesungguhan perusahaan dalam menjaga integritas dan akuntabilitas di semua lini operasional.
“Sebagai perusahaan ekspedisi nasional yang telah melayani masyarakat Indonesia selama lebih dari tiga dekade, kami percaya bahwa integritas adalah fondasi utama dari keberlangsungan dan pertumbuhan bisnis,” ujarnya.
“Dengan mengimplementasikan ISO 37001:2016, kami ingin memastikan bahwa seluruh proses kerja di JNE berjalan secara etis, sesuai regulasi, dan mampu meminimalisasi risiko penyuapan,” tegasnya.
Hui Candra menambahkan, JNE dikenal sebagai pionir dalam menghadirkan inovasi di sektor logistik dan ekspedisi. Namun, di era yang semakin transparan ini, inovasi bukan hanya soal teknologi, melainkan juga sistem manajemen yang kredibel dan bersih dari praktik koruptif.
“Kami ingin menjadi role model dalam penerapan sistem antisuap di industri logistik tanah air,” katanya.
Sementara itu, Kepala Grup Quality Assurance Governance & Compliance (QAGC) JNE, Samsul Djamaludin, yang menjadi penggerak utama program ini, menjelaskan bahwa implementasi ISO 37001:2016 akan berlangsung selama kurang lebih 11 minggu atau 33 hari kunjungan kerja, dan dilakukan dalam empat tahapan besar: persiapan, peningkatan kompetensi, implementasi-pengawasan, serta evaluasi dan sertifikasi.
Menurut Samsul, tahap awal meliputi analisis kesenjangan (gap analysis) dan pemetaan konteks organisasi untuk menilai kesiapan internal JNE.
“Langkah awal ini sangat penting untuk mengetahui sejauh mana sistem dan kebijakan yang kami miliki telah selaras dengan standar ISO 37001. Dari sini, kami akan menyusun dokumen awal, membentuk tim pelaksana, dan menentukan area kerja yang berisiko tinggi terhadap praktik penyuapan,” jelasnya.
Pada tahap peningkatan kompetensi, karyawan dari berbagai divisi akan mengikuti pelatihan intensif mengenai pemahaman dan implementasi ISO 37001:2016, pengendalian gratifikasi, manajemen risiko penyuapan, serta audit internal berbasis ISO 19011:2018. Pelatihan ini akan memperkuat kesiapan SDM untuk menerapkan sistem manajemen yang baru secara optimal.
Tahap implementasi dan pengawasan akan berfokus pada penerapan nyata SMAP di seluruh unit kerja, termasuk pengembangan sistem dokumentasi, pelaksanaan audit internal, tindakan korektif, serta tinjauan manajemen. Dalam tahap ini, seluruh lini di JNE akan terlibat aktif untuk memastikan nilai-nilai antisuap bukan hanya slogan, melainkan praktik nyata di lapangan.
Pada tahap terakhir, yaitu evaluasi dan pelaporan, dilakukan pendampingan audit eksternal serta proses sertifikasi oleh badan independen. Jika hasilnya sesuai standar, JNE akan resmi memperoleh sertifikat ISO 37001:2016.
“Kami percaya proses ini akan meningkatkan reputasi JNE di mata pelanggan, mitra, regulator, dan masyarakat luas,” kata Samsul.
Implementasi ISO 37001:2016 mencakup berbagai unit kerja strategis di JNE, seperti Corporate Sales, Sales Retail, Corporate Branding, Legal and Corporate Secretary, Revenue Assurance, Procurement dan lainnya. Setiap unit memiliki peran penting dalam mengidentifikasi dan mengelola risiko penyuapan dalam operasional sehari-hari.
“Harapan kami, seluruh insan JNE akan memiliki kesadaran kolektif terhadap pentingnya menjalankan pekerjaan secara jujur, bersih, dan akuntabel. Ini bukan hanya soal kepatuhan terhadap regulasi, tetapi juga warisan budaya kerja yang akan membawa JNE terus relevan dan dipercaya publik ke depannya,” tutup Reinardo selaku General Manager Governance and Compliance.
Dengan upaya serius ini, JNE kembali membuktikan diri sebagai perusahaan yang tidak hanya terdepan dalam layanan, tetapi juga dalam integritas.
Sebuah langkah besar yang layak diapresiasi di tengah meningkatnya kesadaran publik akan pentingnya tata kelola yang bersih dan profesional.