Manajemen Emosi Pelajar,Harus dengan Apa?

baraNews

Senin, 27 Januari 2025 - 14:46 WIB

50385 views
facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Penulis : Alin Lizia Anggraeni,SE
(Muslimah Peduli Generasi)

Warga Lamongan dikejutkan dengan adanya penemuan jasad membusuk di sebuah warung kopi pada (Rabu,15/01/2025). korban VPR (16 Tahun) akhirnya terungkap sebagai korban pembunuhan dengan pelaku tak lain teman korban sendiri AL(16 tahun). Dari pengakuan tersangka,  ia tega membunuh temannya tersebut lantaran korban menolak cintanya. Niat jahat pelaku muncul yang kemudian dilampiaskan dengan memukuli korban dengan tangan kosong.

Miris sekali mendengar berita ini, tetapi Hal ini bukanlah yang pertama kali terjadi. Pelajar yang harusnya disibukan dengan menuntut ilmu ternyata menjadi kriminal. Pelajar terlibat perkelahian, tawuran menggunakan senjata tajam sering menghiasi ruang pemberitaan, bahkan menghilangkan nyawa pun kerap kita terjadi.

ADVERTISEMENT

banner 300x250

SCROLL TO RESUME CONTENT

Menilik kejadian ini, di latar belakangi masalah yang sebenarnya sepele, rasanya tidak satu pun yang tidak menggelengkan kepala karena heran. Mengapa remaja kita bisa sebrutal ini? Mengapa mereka begitu mudah tersulut emosi dan menyelesaikan masalah dengan cara-cara kriminal? Hal ini membuktikan lemahnya para remaja dalam mengelola dan mengontrol emosinya.

masa muda merupakan fase ketika manusia berada di titik produkivitas yang tinggi. Semangat membara dengan dukungan fisik yang tangguh. Sayangnya, potensi besar pemuda ini terpengaruh oleh berbagai problem akut yang justru membajak potensi mereka.

Dunia digital yang akrab dengan dunia generasi kita saat ini ibarat dua sisi mata uang. Ada peluang, tetapi jebakannya pun banyak. Dunia maya yang menawarkan banyak kemudahan, tidak sedikit menjebak pemuda dalam berbagai masalah. Ingat kasus kriminal yang terjadi di Makasar dengan motif penjualan organ? Menurut pengakuan pelaku, hal itu dilakukan karena terinspirasi dari dunia maya.

Belum lagi game maupun film yang membuat remaja mudah untuk meniru visualisasi yang mereka saksikan. Sikap dan pikiran mereka ingin mempraktikkan di dunia nyata. Walhasil, begitu tersulut emosi, penyelesaiannya dengan kekerasan.

Membahas setiap sisi kehidupan generasi muda tidak lepas dari arah pandang mengenai kehidupan, berikut sistem yang melingkupi manusia. Tindakan yang manusia lakukan pada dasarnya ditentukan oleh pandangannya mengenai kehidupan.

Pemahamannya mengenai dari mana ia berasal, apa tujuannya di dunia ini, dan hendak ke mana setelah kehidupan dunia akan menuntun setiap tindakan manusia. Ini pula yang bakal mengontrol segala perilaku remaja. Jadi, tidak asal dan tidak berpatokan pada kesenangan semata.

Oleh karenanya, mencari akar masalah remaja saat ini harus berawal dari memahami apa yang menjadi landasan berpikir mereka. Setiap hendak melakukan tindakan, pasti akan ada berbagai pertimbangan berdasarkan pemikiran tadi.

Jika kembali pada pembentukan pemikiran yang berdasarkan pada pemahaman mengenai dari mana manusia berasal, apa tujuan hidup di dunia, dan hendak ke mana setelah kehidupan ini, niscaya tidak akan ada manusia yang berbuat dengan mengandalkan perasaan atau bahkan mengedepankan emosi saat bertindak. Sistem sekuler yaitu sistem yang memisahkan agama dari kehidupan, yang menjadi dalang utama dalam menjauhkan para pemuda dari agama. Sehingga membuat remaja merasa bebas untuk melakukan apa saja tidak peduli halal dan haram. Melampiaskan emosi sesuai bawa nafsu tanpa batasan. Padahal, Allah SWT bakal meminta pertanggungjawaban manusia kelak di akhirat.

Berbagai problem remaja saat ini, salah satunya karena mereka tidak memiliki cara berpikir yang khas. Khas karena tuntunannya menyentuh tataran akhirat, bukan hanya dunia. Tindak kriminal yang remaja lakukan tetap terkategori sebagai pelanggaran terhadap syariat.

Dalam Islam, siapa pun yang telah balig, maka sudah terbebani hukum syara. Jika sistem hukum saat ini masih mengategorikan usia remaja sebagai anak-anak, dalam Islam berbeda. Patokannya, ya pada usia balig itu. Dalam beberapa kasus kriminal yang pelakunya berusia remaja, masyarakat mulai kritis terhadap sistem hukum yang berlaku saat ini. Khususnya mengenai kategori hukum untuk usia belasan tahun. Pasalnya, kejahatan yang mereka lakukan levelnya mafia.

Baligh adalah fase ketika manusia sudah memahami apa saja yang terkategori baik dan buruk maupun terpuji dan tercela. Fase ini pula yang harusnya membuat seorang hamba menyadari bahwa seluruh amal perbuatannya bakal dihisab kelak pada hari kiamat.

Khalifah Utsman bin Affan pernah memerintahkan untuk memeriksa tanda balig yang ada pada seseorang yang melakukan tindakan kriminal. Saat tahu bahwa ia telah balig, maka Khalifah Utsman memerintahkan untuk memproses sang pelaku. Dalam Islam, penting sekali bagi seseorang untuk memahami sandaran hukum perbuatan ketika ia balig. Aspek personal, keluarga, juga lembaga pendidikan wajib bahu-membahu membingkai pemikiran mengenai syariat pada anak.

Pemahaman ini pula yang akan mengontrol tingkah laku remaja dalam kehidupan sosial. Walhasil, cita-cita mewujudkan generasi rabani bukan angan-angan semata. Sistem yang menerapkan agama dalam kehidupan adalah jawaban atas berbagai problem yang melanda remaja saat ini.

Sistem pendidikan Islam yang berlandaskan akidah akan melahirkan generasi yang berkepribadian Islam, yaitu generasi yang memiliki pola pikir dan pola sikap Islam. Keimanan yang selalu ditanamkan oleh para pendidik, akan melahirkan generasi yang bertakwa, yaitu generasi yang senantiasa melaksanakan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya.

Jangankan tawuran atau kenakalan remaja, para pelajar dalam sistem pendidikan Islam akan mengisi waktu berharganya dengan menuntut ilmu demi keberkahan hidupnya. Ini karena sistem pendidikan Islam menanamkan pada mereka agar dengan ilmunya mereka bisa menyempurnakan ibadahnya sekaligus bermanfaat bagi umat. Inilah yang menjadikan para pelajar menggunakan energi besarnya untuk giat dalam belajar.

Para pelajar dalam sistem pendidikan Islam juga akan mampu menjadi individu yang kuat dalam menghadapi berbagai macam persoalan karena ia telah memahami tujuan penciptaan seorang hamba, yakni beribadah pada Allah Taala. Mereka pun memahami bahwa cobaan hidup adalah wujud kasih sayang Allah pada seorang hamba. Dengan begitu, mereka tidak dipusingkan dengan pengelolaan emosi atau masalah kesehatan mental lainnya. Wallahualam Bishowab.

Berita Terkait

Budidaya Stroberi dilahan PT TAS merupakan Peluang Agribisnis dengan Produksi Sepanjang Tahun .
Memperingati Momentum Hari Pers Nasional (HPN) 2025 Serta Anniversary IWO-I KBB .
Acara Peringatan Hari Pers Nasional ( HPN ) 2025 di gelar IWO-I ( Ikatan Wartawan online Indonesia ) Di Indramayu
Ada Apakah  Dengan BPN Cimahi ? Sampai Mediasi Permasalahan Tanah Saja Sampai Harus Berbelit Belit ?
Maluku Utara Menjadi Provinsi Terkorup, Kok Bisa?
Kapolresta Bersama Dirtipid PPA – PPO Bareskrim Polri Gelar ceramah Kamtibmas dan Sosialisasi hukum di Pondok Pesantren Kempek Aisyah
Komisi Pemilihan Umum (KPU) Bandung Barat Resmi tetapkan Bupati dan Wakil Bupati Bandung Barat .Kamis (6/2/2025)
Tren Bunuh Diri Meningkat, Pelindungan Negara Minim

Berita Terkait

Senin, 10 Februari 2025 - 16:12 WIB

Pangdam XII/Tpr Kunjungan Kerja Ke Yonkav 12/BC

Senin, 10 Februari 2025 - 14:53 WIB

Budidaya Stroberi dilahan PT TAS merupakan Peluang Agribisnis dengan Produksi Sepanjang Tahun .

Senin, 10 Februari 2025 - 12:10 WIB

Kasatpol PP Agus Sukiyono: Razia Karaoke Liar dan PEKAT, Perintah Bupati

Senin, 10 Februari 2025 - 09:28 WIB

Memperingati Momentum Hari Pers Nasional (HPN) 2025 Serta Anniversary IWO-I KBB .

Minggu, 9 Februari 2025 - 08:23 WIB

Ada Apakah  Dengan BPN Cimahi ? Sampai Mediasi Permasalahan Tanah Saja Sampai Harus Berbelit Belit ?

Sabtu, 8 Februari 2025 - 20:20 WIB

Maluku Utara Menjadi Provinsi Terkorup, Kok Bisa?

Sabtu, 8 Februari 2025 - 18:48 WIB

Jalankan Perintah Bupati, Satpol PP Terus Lakukan Operasi PEKAT dan Sita Peredaran Cukai Ilegal

Sabtu, 8 Februari 2025 - 03:05 WIB

Kapolresta Bersama Dirtipid PPA – PPO Bareskrim Polri Gelar ceramah Kamtibmas dan Sosialisasi hukum di Pondok Pesantren Kempek Aisyah

Berita Terbaru

Daerah

Pangdam XII/Tpr Kunjungan Kerja Ke Yonkav 12/BC

Senin, 10 Feb 2025 - 16:12 WIB